Selasa, 29 November 2016

BENTUK NEGARA



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Bentuk Negara
           
            Adanya orang-orang yang memandang pentingnya luas wilayah suatu negara, ada orang-orang yang meragukan bahwa pentingnya bentuk wilayah suatu negara secara geografi politik. Meskipun Pounds dalam bukunya Political Geography (1972) menulis bahwa “ geometrical shape of a state presents problems only a degree less acute than those raised by its geographical extent “, para ahli lainnya berpendapat kuat bahwa bentuk suatu negara dalam banyak aspek memuat hal-hal yang sifatnya serba kebetulan atau untung-untungan belaka, sehinga tak penting untuk ditelaah mendalam. Tetapi geograf Weigert pernah menulis “ bahwa seakan-akan bentuk negara itu sendiri tak banyak artinya, tetapi itu harus diperhatikan sebagai faktor yang bersama faktor-faktor lainnnya, merupakan suatu unsur yang penting dalam menyusun bahasa geografi politis mengenai negara yang bersangkutan.
            Bentuk negara menunjukan pentingnya jika dihubungkan dengan pertahanan dan juga  pemerintahan intern. Bentuk yang kompak jelas dapat membatasi jumlahnya transportasi (makna,waktu dan biaya) diantara wilayah pinggiran dan pusatnya negara yang bersangkutan. Bentuk kompak tersebut membantu banyak sekali bantuan bagi kesatuan serta keterkaitan intern nagara. Adapun bentuk kompak yang ideal adalah suatu lingkaran. Semakin wilayah suatu negara bentuknya mendekati suatu lingkaran, semakin erat hubungan  pusatnya dengan pinggirannya, sehingga dengan itu fungsinya serba utuh, dengan lokasi ibukota ditengah-tengahnya wilayah negara,  keuntungan berupa kohesi (ikatan) politis intern makin banyak, dibandingkan dengan apabila itu kota terletak dipinggiran atau tak persis dipusat.  Ditinjau dari segi pertahanan bentuk kompak lebih menguntungkan dalam menghapi serbuan musuh dari. Semakin luas wilayah negara lokasi ibukota dipusat dalam rangka bentuk kompak tadi,  semakin berguna bagi usaha mundur secara strategis, apabila diperlukan demikian.
            Lain halnya apabila bentuk wilayah yang negara yang memanjang (elongated shape). Itu akan menyulitkan bidang lalu lintas dan komunikasi, di sepanjang bujuran wilayah negara. Bentuk memanjang merugikan bagi bidang pemerintahan maupun pertahan nagara. Contoh  yang jelas sehubungan itu kita saksikan pada negara Chili dan Norwegia.  Pounds menulis demikian tentang kedua negara itu :  Keduanya tak memiliki jalan kereta api yang melayani sepanjang wilayanya secara menyeluruh. Meskipun di Norwegia terdapat jalan raya yang dapat dipakai sepanjang musim, tetapi di Chili tidak ada. Kedua negara tergantung perhubungan daratnya dari pelayaran pantai-pantai. Demi kelancaranya, Chili telah menetapkan keringanan biaya transportasi untuk wilayahnya lokasinya paling utara dan paling selatan.
            Negara Prancis dan Czekoslovakia, sering dipamerkan sebagai contoh kontrasnya seluk beluk bentuk negara yang wilayahnya kompak dan memanjang, dengan memukakan segala keuntungan serta kerugiannya. Prancis dengan bentuk kompak pentagon menikmati stabilitas politik, sebaliknya Czekoslovakia berulang-ulang diganggu perkembangan politik dan non politik oleh bentuk memanjang itu.
            Namun Weigert dalam bukunya berjudul Principles of politicall geography mencatat sebagai berikut :
“ bentuk wilayah melingkar kompak dari suatu negara itu adalah yang paling aman, sebenarnya kurang cocoklah dengan pengalaman sebenarnya. Masalah yang sebenarnya perlu diajukan sehubungan itu adalah dimana dan sejauh mana, bentuk wilayah politis sesuai dengan bentuk-bentuk alami secara geografis, sehingga dapat dibahas secara bertanggung jawab melalui human geography. Chili dan Norwegia memang berbentuk memanjang yang ekstrim melebihi Czekoslovakia, tetapi kedunya mempertunjukan sewaktu bentuk yang persisten (kukuh) dan stabil (mantap) yang tak kalah jika dibandingkan dengan bentuk kompak sebagaimana dimiliki oleh Prancis. Norwegia dan Chili amat kongruen (sama sebangun) dengan wilayah geografisnya. Perbatasan Norwegia dipojok utara, dipojok tenggara yakni diseberang pegununggan masih meliputi wilayah penduduk yang berbahasa Norwegia. Padahal  Czekoslovakia tak demikian halnya, karena wilayah geografisnya tak kongruen dengan wilayah bahasanya. Karena alasan inilah maka bentuknya yang memanjang (elongated) itu bersifat lemah saja. Dari uraian diatas telah menjadi jelas bahwa bentuk kompak tak menjamin sifat kohesif. Misalnya negara Rumania yang paling kompak bentuknya, selalu diganggu oleh masalah-masalah golongan minoritas. Sebaliknya negara-negara Dermak dan Selandia baru yang tak berbentuk kompak dapat bangga atas kohesi nasioanlnya. acap kali terjadi bahwa bentuk yang kompak dicapai, disertai dengan pengorbanan atas suatu kelompok minoritas yang tersisihkan dari bangsa induk penghuni negara yang bersangkutan. Perbatasan sisi barat Rumania yang diperoleh pada tahun 1920 mencakup wilayah sepanjang jalan kereta api ternyata mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang sumbernya berupa kehadiran kaum minoritas Hongaria.
            Umumnya bentuk kompak membawakan keuntungan secara geografi politik, tetapi    sebaliknya bentuk yang memanjang membawakan aneka kerugian namun tak terdapat disitu pengaruh yang sifatnya deterministis. Situasi yang nyata dapat berbeda dari negara satu dan negara lainnya. Dan ini tergantung dari keseluruhan serasi budaya dan geografi-politik.
2.2 Klasifikasi Bentuk Negara
      Negara-negara berdasarkan bentuk wilayahnya dapat dikelompok menjadi beberapa klas. Dikshit mengajukan 5 klas : memanjang, kompak, berekor, terpisah, dan terjepit.
a.       Memanjang (elongated or atenuated)
            Negara yang bentuk demikian dirumuskan memiliki panjang sebanyak 6 kali jika dibandingkan dengan lebar rata-ratanya. Contoh yang paling tepat adalah negara Chili yang panjang U-S nya 4160 km dan lebar B-T nya 160 km. Adapun contoh lainnya : Norwegia, Swedia, Togo, Zambia, Italia, Panama, dan Malawi
      
                     Gambar 1. Italia                                               Gambar 2. Chili
      ( Sumber: http://www.Google.com )               ( Sumber: http://www.Google.com )                                         

Gambar 3. Togo
( Sumber: http://www.Google.com )

Gambar 4. Norwegia
( Sumber: http://www.Google.com )
Gambar 5. Panama
( Sumber: http://www.Google.com )
b.      Kompak (compact)
            Pada bentuk ini jarak dari pusat wilayah negara ke tepi-tepinya hampir sama. Contohnya, Prancis, Uruguay, Belgia, Polandia, Sudan dan Afghanistan.
Gambar 6. Prancis
Gambar 7. Uruguay
( Sumber: http://www.Google.com )
Gambar 8. Afghanistan
( Sumber: http://www.antaranews.com )
c.       Berekor (prorupt).
            Beberapa negara selain bentuknya hampir kontak masih mempunyai semacam tambahan wilayah berbentuk suatu koridor yang mengantung pada tubuh wilayah. Misalnya Zaire, Namibia, Burma (Myanmar) dan Thailand. Dalam banyak kasus ” wilayah ekor ” itu masing-masing bermanfaat bagi tubuh utama, karena startegis. Perhatikan Caprivi strip milik Namibia (Afrika barat daya) yang berekor ke Zambia hingga mencapai sungai Zambesi, Burma “berekor” ke arah selatan sehingga mencapai bagian utara Malaysia.
 
                 Gambar 9. Thailand                                       Gambar 10. Namibia
   ( Sumber: http://www.Google.com )                 ( Sumber: http://www.Google.com )

d.      Terpisah (fragmented)
            Di situ wilayah terpecah menjadi dua, sehinga masing-masing bagiannya menjadi dua, sehinga masing-masing bagiannya menjadi terpisah lokasinya. Kerugian terbentuk seperti ini dirasakan negara yang bersangkutan pada saat diperlukan pertahanan dan keutuhan intern nya. Bentuk terpisah masih dibagi atas dua jenis, pertama continental, keduanya insular. Contoh terpisah continental adalah Pakistan dimasa sebelum 1971 ketika masih berupa Pakistan barat dan Pakistan timur, yang disebut terakhir ini sekarang merdeka sebagai Bangladesh. adapun yang bentuknya terpisah insular adalah Indonesia, Jepang dan Filipina.
 
              Gambar 11. Jepang                                        Gambar 12. Indonesia
  ( Sumber: http://www.Google.com )               ( Sumber: http://www.Google.com )
Gambar 13. Filifina
( Sumber: http://www.Google.com )
e.       Tejepit (perforated)
            Jika letak wilayah negara seluruh ada di dalam tubuh wilayah negara lain yang lebih besar tentunya, maka bentuk “ negara kantong “  disebut terjepit. Contohnya Negara gereja Vatikan di dalam Italia dan San Marino juga demikian. Negara Afrika Selatan juga memiliki “enclape” nama nya lesothol yang luasnya hanya 30.352 km2, dulu nya ini namanya basutolan ketika masih dijajah Inggris. Nama sebaliknya dari enclave (inlier) adalah eslave, outlier: ini letaknya di luar wilayah induknya jadi Pakistan timur kini Bangladesh dulunya suatu esclave dari Pakistan barat. Wilayah Malaysia yang ada di Kalimatan juga suatu esclave dari Malaysia induk yang tempatnya di Zahzirah Malaka.
            Dalam literatul geogarfi politik terdapat pula 3 istilah lain yang bertalian dengan bentuk  terjepit ini yaitu: projection, brithgheat, dapglacies. Projection adalah suatu wilayah sempit lagi panjang sebagai suatu kelanjutan dari wilayah negara induk yang memisah dua wilayah tetangga. Contohnya adalah “ ekor” dari Afghanistan yang letaknya memisahkan Pakistan  dari Uni Soviet. Adapun suatu britgehead seperti kedapatan di dekat mastrichate atau (Belanda) dimana sungai Mass membatasi Belanda dan Belgia. Kapal-kapal Belgia keluar masuk perbatasan di sungai internasional itu. Jadi di situ terdapat suatu perpanjangan wilayah pengawasan dari suatu negara terhadap tetanganya. Pada glacis halnya mirip dengan brithghead hanya di situ bukan sungai yang dilewati perpanjangan wilayah pengawasan, tetapi juram atau lembah yang membatasi 2 wilayah negara. Ini pernah kedapatan sebelum perang dunia pertama ketika Austria memiliki wilayah glacis di seberang juram pegunungan Tirol Selatan, yang penduduknya mayoritas berbahasa Jerman. Padahal Tirol Selatan ini sehabis perang dimasukan wilayah Italia, sehingga “ ekor” penghuni berbahasa lain, tetap merupakan masalah. Sebelum itu masalah tak ada karena bahasa Austria tak ada negara tersebut. Penduduknya berbahasa Jerman semuanya.
 
             Gambar 14. Afrika Selatan                                   Gambar 15. Italia
     ( Sumber: http://www.Google.com )               ( Sumber: http://www.Google.com )                                          

      2.3 Teknik Matematis Dalam Analisa Bentuk Negara
            Dalam geografi politik muncul cara menganalisis bentuk wilayah negara yang baru, yaitu dengan teknik matematis yang akurat. Perhitungannya menyangkut seberapa jauh bentuk yang nyata itu menyimpang dari bentuk lingkaran yang ideal. Teknik yang sederhana adalah membandingkan panjang perbatasan suatu negara dengan seluruh luasnya yang disebut indeks kekompakan dapat dihitung berdasarkan persentase panjang perbatasan wilayah negara yang bersangkutan terhadap lingkaran yang pas dicakupnya. Andai kata bentuk negara lingkaran, i.k. = 100. Pounds setelah mengukur i.k. dari berbagai negara maka hasilnya Uruguay 105, Rumania 137, Hongaria 146, Swiss 164, Belgia 167, Meksiko 258, dan Chili 310.
            Pounds juga mengajukan cara lainnya pada tahun 1964. Di situ suatu unit politik (negara) luasnya dibagi dengan luas lingkaran terkecil yang dapat meliputinya, lalu hasil bagi dikalikan 100. Dengan cara ini besarnya indeks akan berkurang. Untuk lingkaran indeksnya 100 untuk bentuk eksagon 83, untuk pesegi 64 dan untuk segitiga sama sisi 43. Dengan cara ini indeks kekompakan Prancis 57,5, Chili 5,0 dan India 35,5.
            Ada lagi cara lain sebagaimana digunakan oleh Haggett dan Chorley (1969), mereka menggunakan rumus ini: indeks bentuk wilayah negara = (1,27A)/L, dengan keterangan bahwa: A= Luas wilayah yang bersangkutan dalam km² dan L adalah panjang dalam km dari sumbu wilayah yang terbesar. Dengan cara ini bentuk lingkaran akan memiliki indeks = 1, sedang bentuk garis lurus indeksnya = 0. Dengan menggunakan rumus tersebut negara India ditemukan indeks bentuk negara = 0,4053.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
            Umumnya bentuk kompak membawakan keuntungan secara geografi politik, tetapi    sebaliknya bentuk yang memanjang membawakan aneka kerugian namun tak terdapat disitu pengaruh yang sifatnya deterministis. Situasi yang nyata dapat berbeda dari negara satu dan negara lainnya. Dan ini tergantung dari keseluruhan serasi budaya dan geografi-politik.
            Negara-negara berdasarkan bentuk wilayahnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa klas. Dikshit mengajukan 5 klas : memanjang, kompak, berekor, terpisah, dan terjepit.
            Dalam geografi politik muncul cara menganalisis bentuk wilayah negara yang baru, yaitu dengan teknik matematis yang akurat. Perhitungannya menyangkut seberapa jauh bentuk yang nyata itu menyimpang dari bentuk lingkaran yang ideal. Teknik yang sederhana adalah membandingkan panjang perbatasan suatu negara dengan seluruh luasnya yang disebut indeks kekompakan dapat dihitung berdasarkan persentase panjang perbatasan wilayah negara yang bersangkutan terhadap lingkaran yang pas dicakupnya.
            Pounds juga mengajukan cara lainnya pada tahun 1964. Di situ suatu unit politik (negara) luasnya dibagi dengan luas lingkaran terkecil yang dapat meliputinya, lalu hasil bagi dikalikan 100. Ada lagi cara lain sebagaimana digunakan oleh Haggett dan Chorley (1969), mereka menggunakan rumus ini: indeks bentuk wilayah negara = (1,27A)/L, dengan keterangan bahwa: A= Luas wilayah yang bersangkutan dalam km² dan L adalah panjang dalam km dari sumbu wilayah yang terbesar. Dengan cara ini bentuk lingkaran akan memiliki indeks = 1, sedang bentuk garis lurus indeksnya = 0
B. SARAN                                                                        
            Diharapkan kepada pembaca agar memberikan kritik yang membangun, demi kesempurnaan makalah ini. Dan diharapkan agar penelitian dan pengembangan ilmunya tidak berhenti di sini saja.



DAFTAR PUSTAKA

BUKU
Daldjoeni, N. 1991. Dasar – dasar Geografi Politik . Bandung: Citra Aditya Bhakti
Hidayat, Imam dan Mardiyono. 1983. Geo Politik, Teori dan Strategi Politik dalam        hubungannya dengan manusia, ruang dan sumber daya alam. Surabaya: Usaha Nasional
Hayati, Sri dan Ahmad Yani. 2007. Geografi Politik. Bandung: Refika Aditama

INTERNET

2 komentar:

  1. What is the minimum bet in poker, baccarat, and how do you
    When you start playing poker, there is no limit to your bets and it can be tough to win. With so deccasino many หาเงินออนไลน์ people betting on the games you find worrione it difficult to

    BalasHapus
  2. Play Casino Site - Lucky Club
    The Lucky Club online casino site is not your typical online gambling establishment. This luckyclub online casino site is one of the best in the world of slots. If you 🏆 Lucky Club: Play Now🎁 New Bonus: £100 Welcome Bonus🎲 Games: 110+💰 Min Deposit: £10

    BalasHapus